Aku dan Orang-orang Yang Tidak Pernah Melihat Kehadiranku

oleh -255 views
Aku dan Orang-orang Yang Tidak Pernah Melihat Kehadiranku
Aku dan Orang-orang Yang Tidak Pernah Melihat Kehadiranku

Bagian Empat

Aku dan Orang-orang Yang Tidak Pernah Melihat Kehadiranku

*

www.domainesia.com

Kaki Langit

Sang Waktu mulai memperlambat langkah kakinya ketika kami hampir sampai di depan dua bangunan megah berwarna putih dan berwarna hitam.

Sang Waktu memintaku berhenti. Selanjutnya, seorang diri Ia berjalan mendekati dua bangunan megah yang saling berhadapan itu.

Dari dalam bangunan megah yang semuanya berwarna hitam, seorang wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat keluar mendatangi Sang Waktu, sang waktu kulihat berdiri di tengah-tengah jalanan yang berada di antara bangunan berwarna hitam dan putih itu.

Tak lama kemudian, kulihat Wanita cantik paruh baya yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu kulihat menyalami Sang Waktu. Sepertinya mereka sudah saling mengenal sebelumnya, hal itu bisa dilihat dari gaya bahasa tubuh mereka berdua yang terlihat cukup akrab.

Wanita cantik paruh baya yang mengenakan jubah hitam itu kulihat cukup lama berbincang dengan sang waktu, selanjutnya, kulihat seorang lelaki tampan yang mengenakan jubah panjang berwarna putih mendatangi mereka berdua. Lalu mereka ngobrol bertiga, aku tidak tau apa yang tengah mereka obrolkan saat ini.

Mataku berkeliling menyapu seluruh penjuru tempat ini.

Saat ini aku melihat pemandangan yang begitu Indah di tempat ini.

“Ajaib!” tanpa sadar aku berdesis, takjub dengan pemandangan yang ada di tempat ini.

Dari tempatku berdiri saat ini, aku seperti sedang berada di atas puncak bukit. Di mana saat ini, seolah–olah aku sedang berada di antara pergantian siang dengan malam.

Di ujung sana, tepatnya di tempat Sang Waktu dan dua orang temannya itu berdiri. Aku melihat dua bangunan megah yang saling berhadapan namun terlihat begitu kontras.[i]

Melihat ke arah bangunan megah, tempat di mana pria berjubah putih tadi keluar dari dalamnya, aku melihat seolah–olah seperti sedang berada di siang hari. Sedangkan, jika mataku sedikit bergeser, untuk melihat bangunan megah tempat wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu, maka aku seperti sedang berada di tengah gelapnya malam.

Di antara dua cahaya, aku seperti melihat tubuh Sang Waktu terbelah dua.

Saat ini aku seperti melihat tubuh bagian sebelah kiri Sang Waktu seperti sedang berada di tengah-tengah gelapnya malam, sedangkan bagian tubuh lainnya seperti sedang berada di tengah teriknya matahari.

Entah apa yang mereka bicarakan bertiga, kulihat lelaki tampan yang mengenakan jubah panjang berwarna putih itu, tersenyum sambil melihat ke arahku. kubalas senyumannya dengan sedikit anggukkan kepala.

**

Tentang Penulis: Warkasa 1919

Gambar Gravatar
Ruang Berbagi & Informasi