Terimakasih Guru Tercinta
Andai engkau tau
Ada air mata yang tersembunyi
Bibir ini memang tersenyum, tapi hati gerimis
Biarlah hanya aku yang tau
Setiap air mata ini berdesakan ingin keluar dari kelopak mata
Aku berlari ke tempat tersembunyi
Tempat dimana hanya aku yang memasukinya
Gemericik air menutup suara tangisan
Guru-guruku tersayang
Aku bisa apa? Ketika secarik kertas sudah di tangan dan perintah datang
Aku hanya prajurit yang harus siap ditempatkan di mana saja
Seperti wayang yang bergerak bila digerakkan sang dalang
Hari-hari kita lalui bersama
Ada tawa, canda juga terselip seteru
Semua kita hadapi bersama
Saling menggenggam erat jari jemari
Mata kesedihan terlihat jelas
Juga mata sedikit kekecewaan terlihat
Seolah aku yang minta pergi
Mengapa dan mengapa reribu tanya tersimpan
Skenario harus tetap dilakonkan
Hidup tidak ada yang abadi
Meski tidak ingin meninggalkan
Apa daya semua ada yang mengatur
Percayalah, hati tetap bersama meski terpisah jarak dan waktu
Untuk guru yang aku datangi
Terimalah kedatanganku dengan segala kekurangannya
Genggam erat tangan ini
Bersama memajukan istana baru
Aku pergi dan aku datang
- Sepotong Kue Untukmu - 10 September 2024
- Kenangan yang Memberi Warna - 25 April 2024
- Kesendirian, Hujan, dan Desember dalam Puisi - 13 Desember 2023