Nobar Film Buku Harianku: Sebuah Film Tentang Pendidikan Karakter
Pada hari Senin tanggal 14 April 2025 pukul 10.00 WIB, para Kepala Sekolah se-Kota Cirebon mendapat undangan Nonton Bareng (Nobar) Film Buku Harianku yang sarat dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Penulis bersama para Kepala Sekolah se-Kota Cirebon memenuhi undangan dari Dinas Pendidikan, sebelum menyampaikan testimoni Film Buku Harianku para Kepala Sekolah diundang untuk menyaksikan film Buku Harianku dengan para pemeran Kila Putri Alam memerankan sebagai Kila, tokoh Riska diperankan oleh Widi Mulia, tokoh kakek Prapto diperankan oleh aktor lawas Slamet Rahardjo dan sosok ayah Kila yang bernama Arya diperankan oleh aktor Dwi Sasono.
Film Buku Harianku menceritakan tentang Kila seorang anak berusia sekitar 9 tahun yang tinggal bersama ibunya dan ART- nya, ayah Kila seorang tentara yang gugur ketika bertugas di Papua.
Riska Ibu Kila bekerja di Bank dengan kedudukan cukup tinggi dan dipastikan sangat sibuk. Waktu untuk Kila sangat sedikit, Kila menjadi anak yang kesepian karena sehari-harinya hanya ditemani asisten rumah tangga yang baik hati.
Kila sering mencurahkan isi hatinya dengan menulis di buku harian. Baik senang, kesal ataupun rasa kecewa Ia tuangkan di buku hariannya.
Suatu hari ibunya Kila mengajaknya liburan di Bali, tiket pesawat sudah siap. Kila sangat senang akan liburan ke Bali, Ia bernyanyi-nyanyi dengan riang. Tapi begitulah rasa bahagia tidak selamanya ada, tiba-tiba ibunya Kila membatalkan liburan di Bali, karena mendapat tugas ke Sukabumi selama lima hari.
Kila tentu kecewa, Ia curahkan di buku hariannya, ibunya merasa bersalah, karena Kila sedang libur sekolah, Riska ibunya Kila berinisiatif mengajak Kila ke Sukabumi dan dititipkan pada mertuanya yaitu kakek Prapto yang tinggal di Sukabumi. Awalnya Kila menolak dititipkan di kakeknya, menurut Kila kakeknya jahat karena suka memaksa makanan sayur yang Ia tidak sukai.
Ibunya merayu dan memberi pengertian pada Kila dan akhirnya Kila mengikuti kemauan ibunya meski terpaksa.
Kakeknya Kila dulu seorang TNI dan dimasa tuanya kakek Prapto mengalami penyakit alzheimer, sering lupa dengan cucunya. Awal kedatangan Kila tidak disambut baik oleh kakek Prapto karena dianggap menggangu, kakek Prapto keberatan Riska menitipkan anaknya.
Kila berkenalan dengan Rintik gadis kecil seusianya, anak dari suami istri yang merawat kakeknya. Rintik gadis bisu dan tidak mempunyai teman, karena Rintik dianggap sombong dan tidak mau berbaur, padahal Rintik minder dengan kekurangannya.
Kila anak yang supel dan cerdas, ketika tau Rintik bisu, Kila mengajak Rintik berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang dipelajarinya. Akhirnya Kila dan Rintik berteman baik.
Ketika merasa bersalah Kila tak malu untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf, hal ini terlihat ketika Kila mempunyai teman baru di kampung itu dan terlena bermain dengan teman barunya sampai Rintik terlupakan.
Keesokkan harinya Kila mengajak Rintik bermain bersama dengan teman-teman barunya. Teman sebaya Rintik menilai Rintik yang tak mau berteman dan sulit berkomunikasi dengan Rintik karena bisu. Dengan berbagai cara akhirnya Rintik diterima oleh teman-teman sekampungnya mereka bermain dengan riang.
Setiap film dipastikan ada peran antagonis, di film Buku Harianku pemeran antagonisnya adalah Gary Iskak, yang berperan sebagai Samsudi, marketing perumahan dan berniat membuat perumahan di kampung tempat tinggal Kakek Prapto. Samsudi merayu para penduduk agar menjual tanah pertanian atau peternakannya dengan alasan akan dikembangkan dan para penduduk diberi uang.
Banyak penduduk yang tertarik begitupun dengan kakek Prapto, berniat menjual peternakannya karena akan tinggal di panti jompo karena tidak mau merepotkan asisten rumah tangganya.
Berkat Kila yang mengetahui kebohongan Samsudi lewat internet, akhirnya kebohongan Samsudi terbongkar dan gagal merayu para penduduk.
Kakek Samsudi sering menulis di buku harian untuk mengenal putranya yang gugur dalam tugas. Kakek Samsudi merasa semakin dekat dan sayang pada cucunya dan memberikan buku hariannya, Kila menerima dengan senang hati.
Setiap pertemuan selalu ada perpisahan, lima hari sudah Kila tinggal bersama kakeknya, hal yang menyedihkan ketika ibunya menjemput Kila untuk kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan Kila teringat buku harian kakeknya tertinggal, Kila meminta ibunya untuk kembali ke rumah kakeknya, tapi ibunya keberatan karena mau langsung ke Bandara.
Yang jadi pertanyaan apakah ibunya Kila memenuhi keinginan Kila kembali ke rumah kakeknya untuk mengambil buku harian yang tertinggal? Jawabannya yuk kita nonton bareng di bioskop terdekat.
Banyak pembelajaran yang bisa diambil dari film ini yaitu pertemanan yang tidak memilih-milih, dibalik kekurangan terdapat kelebihan, tidak memilih-milih makanan, tanggung jawab dan banyak lagi pembelajaran yang lainnya. Film ini cocok ditonton anak-anak, karena belajar itu tidak harus di kelas, dimanapun kita bisa belajar dengan catatan tidak dipaksakan.
Review film ini sengaja ditulis tidak lengkap, untuk lebih jelasnya silakan untuk menonton film ini langsung ke bioskop terdekat dan lebih seru nonton bareng bersama teman-teman.
- NOBAR FILM BUKU HARIANKU - 15 April 2025
- Makna dan Tradisi Halalbihalal dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia - 11 April 2025
- Salat Tarawih: Keutamaan, Tata Cara, dan Hikmah - 27 Maret 2025