13 Ruang Museum Keraton Surakarta

oleh -322 views
13 Ruang Museum Keraton Surakarta
13 Ruang Museum Keraton Surakarta

13 Ruang Museum Keraton Surakarta

Diwa1919.com – Setelah makan siang, penulis memutuskan untuk jalan – jalan ke Museum Keraton Surakarta. Museum Keraton Surakarta secara administratif berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.

Terletak di dalam kawasan Keraton Surakarta, Museum Keraton Surakarta ini adalah tempat beradanya berbagai informasi tentang sejarah, seni, budaya Surakarta.
Berbincang dengan salah seorang pemandu wisata yang penulis temui di depan Museum Keraton Surakarta. Penulis mengetahui bahwa tempat ini buka dari Hari Senin sampai Hari Kamis dari jam 9.00 WIB sampai dengan jam 14.00 WIB, sementara untuk Hari Sabtu dan Minggu tempat ini mulai buka dari jam 9.00 WIB sampai dengan jam 15.00 WIB. Untuk bisa masuk ke dalam Musium, pengunjung harus membeli tiket masuk sebesar Rp10.000 pada hari biasa dan Rp15.000 pada akhir pekan.

www.domainesia.com

Setelah membayar tiket masuk, penulis berjalan menyusuri deretan ruang yang membentuk persegi panjang.

Menurut pemandu wisata yang tengah menerangkan kepada pengunjung musium, sebelum dijadikan musium seperti saat ini, pada masa Pakubuwono X, bangunan yang saat ini digunakan sebagai museum adalah gedung perkantoran. Tahun 2003 adalah pemugaran terakhir ruang-ruang kantor yang dipugar menjadi ruang pamer museum.

Dari pengamatan penulis, setidaknya ada 13 ruangan yang ada di museum ini dan masing-masing ruang memiliki jenis koleksi yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah rincian berbagai jenis koleksi yang berada di masing-masing ruangan Musium Keraton Surakarta.

Ruangan ke-1.


Ruangan ke – 1 adalah ruangan yang dipergunakan untuk memamerkan berbagai foto raja yang pernah berkuasa di Surakarta. Selain berisi foto-foto, di ruangan ini terdapat pula beberapa kursi peninggalan Pakubuwono IV serta beberapa lemari yang dihiasi ukiran yang sangat indah.

Ruang ke-2.


Ruangan ke-2 ini adalah ruang arca. Memasuki ruangan ke-2, para pengunjung musium ini akan menjumpai lemari berlapis kaca yang mengisi sisi-sisi ruangan ini yang didalam lemarinya terdapat berbagai jenis arca perunggu seperti Buddha, Buddha Avalokiteswara, serta berbagai alat upacara. Selain arca perunggu, didalam ruangan ini juga terdapat koleksi lainnya yang berupa arca batu yang berasal dari peninggalan zaman purbakala dulu.

Ruang ke-3.


Ruangan ke -3 ini adalah ruangan yang dipakai untuk tempat penyimpanan patung kuda milik pasukan keraton. Patung kuda yang berada di ruangan ini terbuat dari kayu dan lengkap dengan pakaiannya.

Ruangan ke-4.


Ruangan ke-4 ini adalah tempat beradanya diorama yang dibuat pada masa Pakubuwono X. Diorama ini merupakan adegan pernikahan pengantin Jawa. Selain diorama, pada dinding ruangan ini juga terdapat relief yang menceritakan prosesi adat pernikahan Keraton Surakarta.

Ruang ke -5.


Didalam ruangan ke-5 ini pengunjung bisa melihat berbagai alat kesenian yang berkembang di Solo, seperti wayang kulit, klenengan, serta jaran kepang.

Ruang ke-6.


Ruangan ke-6 ini dipakai untuk menyimpan berbagai jenis topeng. Topeng-topeng ini merupakan topeng yang digunakan dalam tari topeng – yang mengambil cerita dari Panji Inukertapati, Asmarabangun, Dewi Galuh Candrakirana, dan Klana.

Ruang ke-7.


Ruangan ke-7 berisi berbagai alat upacara yang biasa dipakai oleh masyarakat dan anggota keraton Surakarta. Alat-alat yang disimpan di ruang ini antara lain adalah bokor, kendi, tampan, sumbul, kencohan, dan perhiasan. Di ruang ini juga terdapat sebuah payung bersusun tiga yang pernah digunakan dalam upacara khitanan Pakubuwono IV.

Ruangan ke-8.


Memasuki ruangan ke -8 pengunjung akan dibawa menuju ke masa lalu untuk melihat kondisi alat angkut tradisional Keraton Surakarta di masa lalu. Alat angkut tradisional yang digunakan merupakan alat angkut yang diangkat oleh beberapa orang abdi dalem keraton. Ada beberapa alat angkut yang digunakan pada masa itu yaitu, tandu (biasa disebut “joli jempono”) digunakan oleh putri raja saat jadi pengantin atau bepergian, kremun digunakan untuk mengangkut peralatan keraton, jolen yang digunakan untuk mengangkut benda sakral, dan gawangan yang digunakan untuk menggantungkan sesaji.

Ruangan ke-9.


Memasuki ruangan ke-9 pengunjung akan melihat sejumlah koleksi kereta raja, seperti Kereta Kyai Garuda (persembahan VOC kepada Pakubuwono II pada tahun 1726), Kereta Kyai Garuda Putra (kereta yang digunakan dari masa Pakubuwono VII sampai Pakubuwono X), dan Kereta Kyai Morosebo (kereta kerajaan yang dipakai oleh Pakubuwono III).

Ruang ke-10.


Pada ruangan ke – 10, pengunjung akan diperlihatkan kuda untuk berburu. Di dalam ruang ini juga terdapat diorama yang menceritakan pertemuan Pakubuwono VI dengan Pangeran Diponegoro. Pertemuan tersebut berlangsung saat meletusnya Perang Jawa (1825-1830).

Ruangan ke -11.


Ruangan ke – 11 adalah ruangan yang berisi berbagai jenis senjata seperti bedil, pedang, perisai, keris, panah, dan pelana kuda.

Ruangan ke-12.


Diruangan ke -12 pengunjung akan disapa oleh patung Rojomolo. Patung Rojomolo adalah patung kepala raksasa penguasa laut yang dipasang sebagai hiasan perahu yang digunakan Pakubuwono IV. Di Solo sendiri ada dua patung Rojomolo. Jika satu patung ada diruangan ke -12 ini maka patung yang satunya lagi disimpan di Museum Radya Pustaka. Selain patung Rojomolo, di ruang ini, terdapat pula berbagai maket rumah Jawa, mulai dari yang bergaya limasan, gaya kampong, dan lain sebagainya.

Ruangan ke-13.


Ruangan ke-13 adalah ruang tempat beradanya sejumlah keramik porselin kuno yang dulu menjadi perlengkapan rumah tangga dan dapur. Selain sejumlah keramik diruangan ini juga terdapat alat menanak nasi yang digunakan oleh para tentara saat sedang berperang pada zaman kerajaan dulu.

Itulah 13 ruangan yang ada di Musium Keraton Surakarta, selain ke-13 ruangan tadi, pengunjung juga akan menemukan sebuah taman di tengah bangunan museum ini. Di sekitar area taman, pengunjung bisa melihat beberapa patung malaikat dan sebuah kayu besar yang diberi nama Kayu Jati Kyai Dhanalaya.

Menurut sejarah Kayu ini merupakan bagian yang tersisa dari pohon yang ditebang Pakubuwono V saat akan membuat patung Rojomolo. Selain patung malaikat dan kayu besar ini pengunjung juga akan menemukan sebuah sumber mata air yang konon dulunya adalah tempat persemedian Pakubuwono IX. Dibekas tempat persemedian Pakubuwono IX beberapa pengunjung biasanya mencuci muka mereka di sumber mata air ini, berharap mendapat berkah atau mendapat kemudahan dalam urusan mereka. Wallahu alam terkabul atau tidaknya keinginan mereka setelah membasuh muka ditempat ini, itu semua tentu saja atas izin Allah SWT sebagai pemilik dan pencipta seisi alam semesta ini. Salam.

1919

Tentang Penulis: Warkasa 1919

Gambar Gravatar
Ruang Berbagi & Informasi

Response (1)

Tinggalkan Balasan