Gaji Guru Honorer VS Gaji Pengasuh Boneka

Gaji Guru Honorer

Jika para pengasuh boneka Ivan Gunawan di gaji sekitar Rp 7.5 juta untuk mengganti baju boneka setiap harinya dan membersihkan boneka tersebut dengan minyak, maka coba bandingkan dengan honor para guru yang setiap bulannya berkisar Rp.400.000 s.d Rp.700.000 untuk tugas yang sangat berat, yaitu mencerdaskan anak bangsa. Tapi mau bagaimana lagi, itu adalah realita kehidupan.

Saat ini tugas para guru lumayan berat, karena mesti bersaing dengan medsos yang kian marak, apalagi selama Pandemi anak-anak kita lebih banyak memegang android dibanding berkomunikasi dengan orangtuanya.

Jaman cepat berubah, seperti waktu yang tak bisa ditarik mundur ke belakang, kita seperti tergopoh-gopoh untuk menyesuaikan dengan perubahan jaman.

Perubahan jaman terkadang juga seperti memutar balikan keadaan yang sebelumnya, coba deh kita ingat-ingat, dulu sebelum maraknya Covid-19, disekolah selalu ada razia hp, jika ada siswa yang kedapatan membawa hp, alhasil hp tersebut langsung di sita. Sekarang justru terbalik, sekolah disuruh mendata siswa yang tidak punya hp, terutama hp android, dan oleh perubahan jaman saat ini anak-anak sekolah seolah ‘dipaksa’ untuk mempunyai android. Itu yang penulis maksudkan dengan salah satu perubahan yang bisa disebut secara tiba-tiba.

Hadiah Boneka

Kembali lagi ke topik pembahasan awal, yaitu masalah boneka arwah yang sedang marak, ketika penulis merayakan ulang tahun ke-17, saat itu orangtua penulis memberikan hadiah berupa boneka kucing, warna putih dengan bulu yang sangat lebat. Boneka itu sangat empuk dan tidak bisa bersuara, penulis sudah mengecek dan tidak ada tempat baterai di bawah perut boneka kucing berwarna putih tersebut.

Ada dua tahun lebih boneka kucing itu penulis bawa kemana-mana, sampai kuliah dan harus kos pun penulis bawa, dan tidak pernah boneka itu berbunyi. Sampai suatu malam, penulis terbangun mendengar suara kucing mengeong di atas tempat tidur. Saat itu sambil mencari sumber suara dan dengan mendengarkan ke arah pintu dan jendela, mana tau suara kucing berasal dari sana. Ternyata tidak ada suara apa-apa dari luar sana, tidak ada kucing disekitar kamar.

Ketika penulis kembali ke atas tempat tidur dan meraih boneka kucing itu, karena penasaran penulis menempelkan kuping ke boneka berwarna putih itu, ternyata suara kucing itu berasal dari sana. Semenjak itu penulis jadi kurang suka dengan boneka, karena takut disusupi arwah penasaran.

Makanya penulis merasa bahwa Ivan Gunawan dan para pemilik boneka lainnya itu termasuk berani, karena mereka berani mengadopsi boneka – boneka yang mirip dengan anak bayi, boneka yang bentuk dan kulitnya benar-benar seperti anak manusia. Terlepas dari rasa penasaran penulis kepada mereka, apakah mereka juga pernah mendengarkan suara-suara dari dalam boneka-boneka yang telah diadopsinya, desainer Ivan Gunawan sendiri sudah memastikan jika kedua boneka yang dimilikinya itu tidak berisi jin, iblis dan sejenisnya, seperti yang penulis baca dari beberapa media.

Menurut Ivan Gunawan boneka yang dimilikinya bukanlah dari Furi Harun, perempuan indigo pemilik ratusan spirit doll atau boneka arwah. “Karena saya bukan mengadopsi, karena saya dapat dia (boneka) dari Ruben (Onsu),” ujar Ivan Gunawan, seperti yang penulis kutip dari jpnn.com

Gaji Guru Honorer vs Gaji Pengasuh Boneka Ivan Gunawan

Terkait kehebohan berita soal pengasuh boneka Ivan Gunawan, penulis sendiri cuma merasa prihatin ketika disuruh membandingkan antara gaji Guru honorer vs gaji Pengasuh Boneka Ivan Gunawan. Semoga di masa yang semuanya serba terbalik dari jaman sebelumnya ini, masih ada Orang-orang yang memiliki sedikit rasa empati kepada para guru yang memiliki tugas untuk mencerdaskan anak bangsa. Salam.