Saya dan Sharongghe

oleh -197 views

Wisata Air Sharongghe

Mungkin ada teman-teman yang sudah mengunjungi Sharongghe tempat wisata air, terletak di Desa Sadomas Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka Jawa Barat.

Ketika pertamakali mengunjungi dan melihat Wisata Air Sharongghe, hati ini terasa damai dan tenang mendengar suara air yang mengalir.  Aku jadi teringat sungai yang berada di daerah Cidadap, Gunung Halu Kecamatan Cililin Bandung Barat. Yah tempat bapak tercinta dilahirkan disana.  Sungainya mirip sekali dengan banyak batu-bagu besar, tapi sungai di Cidadap lebih lebar. Sewaktu kecil aku sering bermain ke sana, berdiri di atas batu besar dan merasakan kesegaran airnya yang mengenai kaki ini.

www.domainesia.com

Hari Jumat tanggal 11 Maret 2022, kami para ketua Gugus yang berada di Kecamatan Kesambi diundang oleh Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG) untuk menghadiri pelepasan ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Bu Hj Eva R yang mendapat tugas baru di Kecamatan Harjamukti.

Tempat yang dipilih adalah Wisata Air Sharongghe, memang sih sebelumnya ada tempat yang dituju oleh tim FKKG di daerah Kuningan, tapi dengan berbagai timbangan akhirnya Sharongghe-lah pilihan terakhir.

Tim FKKG yang berisi guru-guru hebat, ingin memberikan yang terbaik buat kami, terbukti kami tinggal duduk manis, mereka yang mencari kendaraan untuk kami menuju ke lokasi, jadi kami tidak perlu repot membawa kendaraan sendiri-sendiri. Di dalam mobil kami bisa bercanda dan bergurau dengan santai, tugas yang menumpuk seolah terlupakan meski sesaat.

Sesampainya di lokasi kami disuguhi gemericik suara air yang membuat hati tenang. Setelah acara inti dan penyerahan kenang-kenangan kepada Bu Eva, mereka sangat berterimakasih kepada Bu Hj Eva yang selalu mendukung kegiatan mereka. Cikal bakal adanya FKKG berkat peran serta Bu Eva juga selaku ketua K3S. Jujur saja, saya pribadi merasa kehilangan beliau, karena saya banyak belajar pada  Bu Eva.

Setelah acara inti, kemudian panitia meminta kami yang mau ikut rafting duluan dengan jumlah 12 peserta. Ketika yang lain memilih makan duluan, saya dan beberapa teman dari FKKG juga ibu pengawas lebih memilih ikut rafting terlebih dulu. Kelompok pertama berjumlah dua belas  orang, sebelas  orang perempuan dan laki-laki satu orang karena istrinya ada di kelompok kami.

Kami jalan kaki menuju pedesaan, dari jalan kami naik motor diantar oleh tim rafting kira-kira lima menit menuju lokasi rafting. Di tempat star sudah menunggu para pemandu rafting di sungai.

Ketika kaki ini masuk ke sungai, terasa dingin sekali dan segar. Setelah dibagi ban yang akan kami duduki, ban berwarna hitam dengan diberi dudukan karet untuk penahan badan dan tali di kanan kiri tempat pegangan tangan. Badan ini terasa nyaman ketika duduk di ban dan tubuh diayunkan air sungai, terasa nyaman dan menyatu dengan alam, jauh dari kebisingan kota.

Setelah di atur oleh pemandu rafting, kedua telapak kaki dikaitkan pada orang yang berada di depan kita dan tangan memegang tali yang berada di sebelah kanan dan kiri. Dari dua belas orang ini kami di bagi dua lagi,  tiap tim ada enam orang dengan satu pemandu yang akan menjadi ‘supir’. Pemandu yang menjadi ‘supir’ ini yang akan mengarahkan arah ban kami ketika meluncur di air sungai, menghindari bebatuan.

Dari dua belas orang ini dan di bagi dua, saya kebagian tim kedua, setelah melihat tim pertama meluncur dan pada jatuh ke air saya degdegan juga hehehe, tapi sudah terlanjur berada di atas ban, saya yakin saja mereka tim rafting pastinya sudah mengantisipasi resiko yang ada.

Benar saja, setelah tim kami meluncur di atas sungai, terasa aliran sungai terasa deras, terbukti ban yang kami tumpangi meluncur dengan cepat, setelah melewati turunan air yang lumayan deras, ban yang saya tumpangi oleh ke sebelah kiri dan saya masuk ke dalam air, ban berusaha saya lepaskan, tapi tali di sebelah kiri nyangkut di jari telunjuk. Lumayan lama jari ini ketarik ban sampai akhirnya berhasil saya lepaskan, ketika tubuh ini terbawa arus saya diam tidak panik atau berteriak-teriak, saya ikuti tubuh ini terbawa arus yang saya pikirkan jangan sampai wajah ini terbentur batu, karena kepala, tangan dan kaki sudah diberi pengaman.

Saya tidak tau, berapa jauh saya terbawa arus, yang saya rasakan terasa lama tubuh ini terbawa air, saat itu saya pasrahkan semuanya pada Sang Pencipta dan saya yakinkan diri sendiri pasti ada yang akan menolong saya. Saya merasakan ada tangan yang berusaha meraih tangan saya, tapi terlepas dan kembali tubuh ini terbawa arus air sampai ada orang salah satu tim rafting yang menarik pelampung saya dari belakang. 

Ketika berdiri kaki ini terasa gemetar dan telunjuk saya lihat bengkak dan terasa sakit ketika di sentuh. Saya lihat kebelakang teman-teman satu tim saya sudah berada di atas ban dan siap untuk meluncur mendekati posisi saya. Ketika melihat teman-teman sudah di ban masing-masing saya berfikir, hanya saya saja yang terjatuh dan yang lain aman.

Ketika berada di atas ban lagi,  posisi saya di ganti, yang awalnya kedua dari belakang sekarang ketiga dari depan. Saya ingin menyerah, tapi tidak mungkin juga karena untuk kembali ke jalan jauh juga, mau tidak mau saya nikmati rafting ini. Alhamdulillah sampai finish tidak ada accident lagi.

Setelah selesai rafting perut terasa dingin dan gemetar saking laparnya hehehe. Sebelum ganti baju saya makan semangkuk baso terlebih dulu untuk menghangatkan perut. Terasa nikmat semangkuk baso di makan di pinggir sungai. Ahh nikmat mana yang engkau dustakan. Bahagia itu sederhana, cukup dengan makan semangkuk baso di saat lapar dan sambil mendengar suara air sungai apalagi di temani orang tercinta hehehe.

Setelah makan semangkuk baso yang memang enak juga rasa baksonya dengan harga hanya sepuluh ribu, bisa membuat perut saya terasa hangat.

Setelah bersih-bersih dan berganti baju kering, saya ngobrol dengan teman satu tim masalah jatuh di sungai tadi, ternyata tim saya jatuh semua, saya yang lumayan jauh terbawa arus sungai dan terakhir ditolong karena posisi saya jatuh jauh dari tim rafting, sebagai gambaran tim rafting, siaga di sebelah kanan dan saya jatuh di sebelah kiri otomatis mereka akan membantu teman-teman yang posisinya berada di dekat jangkauan mereka.

Bener-bener nih rafting di Sharongghe memacu adrenalin, hanya orang yang bernyali besar yang ingin mengulang kembali dan kalau saya dapat ijin ikut rafting lagi, akan saya ulangi lagi hehehe. Ssstttt jangan bilang-bilang.\

Memang sih kalau lagi kumpul-kumpul terkadang kita lupa umur, bukan apa-apa saya ikut rafting, karena saya melihat ibu pengawas menjelang satu tahun pensiun masih semangat ikut rafting. Melihat Bu Eva meski matanya sedang sakit, tapi semangatnya luar biasa.

Itulah cerita asyiknya pengalaman saya ketika rafting di Sharongghe, mungkin pengalaman teman-teman berbeda dengan pengalaman saya. Awalnya saya mau bercerita tentang tempat wisata Sharongghe,  setelah saya cek di YouTube dan Mbah Google ternyata telah banyak yang mengupas tentang tempat wisata, makanya saya mengalihkan tulisan dengan menuliskan pengalaman saya ketika rafting di sana. Pokoknya menyenangkan, kalau tidak menyenangkan tidak mungkin juga saya ingin kesana lagi hehehe.

Oh iya, sebelum ditutup, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Ketua  FKKG bersama tim, yang telah memfasilitasi kegiatan pelepasan Ketua K3S dan mengajak kami ikut rafting, sukses ya untuk FKKG yang berisi guru-guru pilihan yang hebat-hebat. Salam kompak.

Adsn1919

Rumah Fiksi 1919
Latest posts by Rumah Fiksi 1919 (see all)

Tentang Penulis: Rumah Fiksi 1919

Gambar Gravatar
Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena akan membuatku binasa secara perlahan

Tinggalkan Balasan