Kematian Sang Pramukantor

oleh -114 views

Kematian Sang Pramukantor

Kematian Sang Pramukantor yang dipatuk ular membuat tercengang. Seolah membangunkan kita yang tertidur lelap dan terbuai dalam mimpi indah. Kematiannya mengingatkan kita, bahwa maut bisa datang kapan saja, bahkan di dalam rumah yang kita anggap aman sekalipun.

Semua manusia sudah di vonis kematian meski itu rahasia entah kapan Malaikat Izrail akan menjemput kita, dengan cara apa kematian akan menjemput kita. Ada manusia yang merasa dirinya baik dan suci dibanding manusia lain dicabut nyawanya dalam kehinaan, sebaliknya ada manusia yang dianggap buruk oleh manusia lain dan dihinakan, tapi berakhir dalam kemuliaan, entah amalan apa yang telah dilakukan manusia tersebut sampai sang Pencipta memuliakannya. Itulah rahasia Tuhan yang tak seorangpun tau.

www.domainesia.com

Sang Pramukantor saya kenal baik, kematiannya membuat kita waspada dan Ia terkenal ketika sudah tiada. Ketika Ia masih hidup, apa semua orang tau? Apa para pejabat tau? Tidak! Tidak ada yang mengenalnya dan berusaha mengenalnya, pekerjaan mulia yang masih dianggap sebelah mata.

Mendengar kematian yang terasa mendadak membuat saya tersentak, karena dua hari lalu masih segar bugar dan tidak mendengar Ia sedang sakit. Karena tanggungjawab dengan pekerjaannya, Ia tetap menjaga tempat yang menjadi tanggungjawabnya, meski semua masih disibukkan suasana Idul Fitri.

Dengan penghasilan yang tidak terlalu besar dan tidak menuntut macam-macam, apalagi bisa korupsi milyaran, Ia hidup sederhana dan tidak kelaparan, karena sang Pramukantor bekerja penuh keikhlasan dan memahami rezeki ada yang mengatur.

Selama berinteraksi dengan saya, saya tidak pernah mendengar Almarhum mengeluh tentang pendapatannya, tidak pernah Ia meminjam kesana sini, ini membuktikan materi tidak bisa dihitung dengan kalkulator.

Karena bekerja penuh keikhlasan, banyak rezeki yang tak terduga diterimanya, begitupun dengan Kematiannya banyak yang mendoakan dan melayatnya, bahkan yang dulu tidak mengenalnya datang melayat. Berita tentang kematiannya tersebar dan membuat semua sadar kita harus waspada dimanapun berada.

Tidak selamanya kematian datang lewat penyakit, hanya Tuhan yang tau dengan cara apa maut menjemput kita. Manusia hanya bisa berikhtiar dan Tuhan yang menentukan. Untuk yang sakit jangan pesimis dan untuk yang sehat jangan takabur.

Terkadang kita merasa kematian kita semakin dekat, tapi kita kadang lupa diri juga dan merasa kematian masih lama karena merasa segar bugar.

Sebagai manusia, kita tidak luput dari salah dan benar. Saya teringat novel duet yang pernah dibuat dengan judul “Si Belah Mencari Tuhan” disitu diceritakan seseorang yang merasa baik dibanding yang lain, dia merasa berhak mendapat syurga karena ibadahnya, tanpa disadari ada kesombongan dalam dirinya meski sebesar debu yang mudah diterbangkan angin, beribadah bukan karena keikhlasan, tapi mengharap sesuatu. Berbeda dengan seorang mantan pelacur yang mengingat dosa-dosanya dan beribadah tidak mengharap syurga, beribadah karena Tuhan, semua Ia serahkan pada Sang Pencipta apakah ditempatkan di syurga atau di neraka. Ada keihklasan dalam dirinya tanpa disadarinya.

Tanpa kita sadari, kita selalu berbicara tentang ibadah yang kita lakukan, padahal ibadah itu antara kita dan Tuhan, tak perlulah kita berbicara rutin tahajud setiap malam, mengaji setiap hari, pada orang kita anggap ibadahnya dibawah kita. Padahal kita tidak tau dalam diamnya orang tersebut ibadahnya lebih baik dari kita.

Tak perlu juga kita berbicara pada semua orang menjelaskan tentang kita, seperti nasehat Ali bin Abi Thalib “Tak perlu menjelaskan tentang dirimu pada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan yang membencimu tidak akan percaya itu”.

Akan sia-sia bila kita membela diri pada orang yang membenci kita, bicara apapun kita mereka tidak akan percaya dan malah melebar, biarkan waktu yang akan menjawab dengan sendirinya.

Sebelum saya tutup tulisan ini, saya memohon kepada para pembaca untuk mengirimkan doa menurut agama masing-masing untuk almarhum, semoga ditempatkan di tempat yang terbaik. Terimakasih. Salam damai.

ADSN1919

Rumah Fiksi 1919
Latest posts by Rumah Fiksi 1919 (see all)

Tentang Penulis: Rumah Fiksi 1919

Gambar Gravatar
Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena akan membuatku binasa secara perlahan