Lorong Waktu
Kuperhatikan lorong panjang yang kulewati bersama Sang Waktu. Setelah melihat lorong panjang yang ujungnya entah di mana, kuperhatikan sekali lagi sekeliling lorong tempatku berdiri saat ini.
Aku seperti sedang berada di dalam tabung kaca yang begitu besar, ternyata lorong panjang yang kami lewati ini berada di antara kehidupan siang dan malam.
Saat ini, aku seperti sedang berada di dalam tabung kaca yang transparan, sehingga bisa melihat dengan jelas semua kehidupan di luar lorong waktu ini.
Bersama sang Waktu, aku seperti sedang menonton layar televisi yang sangat besar. Setelah sadar, aku seperti sedang menginjak kehidupan orang-orang yang sedang melakukan aktifitas pada siang hari di bawahku, tanpa sadar, aku melompat.
Tapi begitu aku mendarat kembali, aku sama sekali tidak merasakan kalau kedua kaki ini sedang menginjak sesuatu.
Aku melayang tapi tidak sedang terbang!
Di antara pergantian siang dan malam yang kulihat berjalan begitu cepat, gelapnya malam dan teriknya siang sepertinya tidak mampu menjangkau keberadaanku dan sang waktu di tempat ini, dari tempat ini aku bisa melihat kehidupan orang-orang yang sedang melakukan aktifitas, baik pada siang maupun malam hari.
Walau aku berada di dekat mereka. Namun, sepertinya mereka tidak bisa merasakan kehadiranku di tempat ini.
Aku dan Sepasang Anak Manusia
Aku terus berjalan, mendekati seorang wanita dan seorang lelaki yang seperti nya sedang bertengkar. Dapat kulihat seraut wajah merah padam milik seorang lelaki yang baru saja membanting Smartphone di dekat kaki seorang wanita.
Entah apa yang membuat lelaki itu begitu murka pada wanita yang sedang berada dihadapannya.
Selanjutnya, kulihat lelaki yang sedang kalap itu mundur, lalu membalikan badan dan meninggalkan wanita yang tadi berada di depannya.
Wanita yang sedang menangis itu, kulihat berusaha mengejar lelaki yang baru saja membanting smartphone-nya, sambil berusaha menangkap tangan lelaki yang hendak pergi dari hadapannya.
Terjadi tarik menarik di depan sana, sebelum akhirnya lelaki itu berhasil melepaskan tangan kirinya dari pegangan wanita cantik yang masih terus menangis sambil berusaha meminta maaf padanya.
Lelaki yang sedang kalap itu membuka pintu rumah, lalu menutup pintu sambil membantingnya dan
Belum selang berapa lama lelaki yang sedang tersulut emosi itu, meninggalkan wanita yang sedang menangis di dalam rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara benturan bersama suara teriakan orang-orang yang berada di luar rumah.
Sambil berurai air mata, wanita yang baru selesai bertengkar dengan lelaki yang pergi meninggalkannya, Ia membuka pintu, lalu keluar untuk melihat suara keributan yang terjadi di depan rumahnya.
Tak jauh dari hadapan wanita yang sedang berdiri mematung di depan pintu rumahnya, kulihat ada kerumunan orang-orang di pinggir jalan.
Wanita yang tadi sedang menangisi kepergian lelakinya itu, kulihat berteriak histeris, ketika Ia melihat sesosok tubuh yang begitu dicintainya bersimbah darah di depannya.
Sambil berlari, kulihat, Ia menghampiri kerumunan orang-orang yang sedang mengerumuni sesosok tubuh bersimbah darah.
Lelaki yang dicintainya tertabrak mobil di depan rumahnya.
Aku berusaha menyentuh wajah wanita yang sedang menangis, sambil memeluk tubuh bersimbah darah di depannya itu. Tapi, sepertinya Ia tidak bisa merasakan jari-jari tanganku yang sedang mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Aku bertanya pada orang-orang yang sedang berkerumun di tempat ini. Tapi sepertinya mereka tidak melihat kehadiranku di tempat ini.
- Diwa, Wanita dari Masa Depan - 23 September 2025
- Pentingnya Saling Menjaga Kepercayaan pada Pasangan - 21 September 2025
- Bahaya Tersembunyi Aplikasi Edit Foto Menggunakan AI - 12 September 2025
Hanya satu kata ‘kerrrren’ 👍👍
Terimakasih sudah berkenan membacanya, Mbak Din😅🙏