Ibu
Aku ingin engkau menggenggam jemariku
Jangan pernah melepaskan genggaman jemariku
Apapun yang aku lakukan tetaplah disampingku
Karena aku tidak bisa hidup sendiri tanpa bimbinganmu
Ibu
Aku tau, banyak air mata yang mengalir dari kedua bola matamu
Melihat aku seperti layang-layang yang melayang tak tentu arah
Aku tau, hatimu sangat berduka melihatnya
Tapi engkau tutupi dengan senyuman ketika aku melihatmu
Ibu
Mengapa air mata engkau sembunyikan dihadapanku
Menangislah biar aku tau, bahwa aku telah melukai hatimu
Jangan sembunyikan air mata itu, biarlah kita menangis bersama
Bukan untuk meratapi kehidupan, bukan
Ibu
Kita menangis ketika tidak ada lagi rangkaian kata yang bisa kita ucapkan pada dunia
Terkadang dunia terasa begitu kejam pada kita
Mungkin ibu merasakan luka ketika sikapku membuat engkau menangis
Ibu
Aku rindu pelukanmu, seperti masa aku kecil dahulu
Ketika engkau selalu berada disampingku
Aku dapat merasakan hangatnya napasmu ketika engkau kecup kepalaku
Ibu
Aku rindu semua tentangmu
Maafkan aku, bila disisa umurmu aku membuatmu menangis
Percayalah
Dalam diam doaku selalu ada untukmu, ibu
ADSN1919
ADSN1919
Genggam Jemariku Ibu
Ruang Imajinasi dan Berkarya
- Sepotong Kue Untukmu - 10 September 2024
- Kenangan yang Memberi Warna - 25 April 2024
- Kesendirian, Hujan, dan Desember dalam Puisi - 13 Desember 2023