Misteri Palang Pintu Kereta Api

oleh -7 views
oleh
https://i.ytimg.com

“Diam!  Jangan bergerak! Kalau tidak pistol ini akan
melubangi kepala kalian!” Suara keras mengancam ini keluar dari mulut laki
laki tinggi besar bercambang.  Wajahnya terlihat bengis tanpa belas
kasih.  Dua orang teman tak kalah
sangarnya berjaga
jaga di pintu
depan dan belakang. 
Sementara dua orang lagi tetap
di atas motor dan di balik kemudi sebuah mobil sedan merah.
Semua penumpang bus antar
propinsi itu terdiam.  Bus yang hanya
terisi setengahnya dirampok di tengah hutan di daerah yang sangat sepi.  Siapapun tidak mengira bahwa motor yang
tersenggol tadi hanyalah siasat dan kepura-puraan saja.
Mau tak mau semua penumpang
menyerahkan apa yang dipunya.  Jam
tangan, dompet, HP, dan perhiasan para wanita. 
Semua orang berpikir ribuan kali untuk memberontak dan melawan.  Selain kebanyakan penumpang adalah wanita,
orang tua dan anak anak tentu saja.
Tiga orang perampok jalanan
itu tertawa puas.  Mengumpulkan semuanya
dengan buas. Setelah itu pergi meninggalkan para penumpang yang masih diliputi
ketakutan dan ketidakberdayaan.
Mobil dan motor para perampok
itu kemudian menderu dan menggeram meninggalkan mangsanya yang sebagian tersedu
sedan dalam hilangnya harapan.  Tidak
membawa apa
apa sampai
kampung halaman.
———-
Beberapa pasang mata
menyaksikan semua kejadian dari kejauhan dengan hati miris dan ngeri.  Di atas sebuah mobil yang terparkir dan
dimatikan semua lampunya.  Bahkan
bernafaspun dilakukan dengan sangat pelan. 
Takut para perampok itu mendengar dan menjadikan mereka sebagai sasaran
berikutnya.
Broto dan keluarganya bernafas
lega begitu mobil dan motor pembawa kejahatan itu melesat pergi.  Menunggu beberapa saat untuk meredakan debar
jantung lalu menghidupkan mesin mobil dan beranjak pergi.  Mengikuti lampu bus di kejauhan yang terlihat
sangat merana.
Broto menjalankan mobil tidak
terburu
buru.  Hatinya masih dicekam kengerian atas aksi
perampokan tadi.  Apalagi dia sedang
membawa keluarganya.  Istri dan dua
anaknya yang masih kecil segera saja tertidur pulas.  Kejadian tadi mempengaruhi psikologis mereka
dengan sangat.
Mendadak Broto mengerem
mobilnya.  Sebuah motor terlihat
tergeletak di jalanan.  Dia
tidak jadi menghindar ketika dilihatnya juga ada
orang yang tergeletak di sisi lainnya. 
Broto berdebar debar saat menghentikan mobilnya.  Dia sangat berharap ada mobil lain di
belakangnya.  Tidak ada.  Ini pukul satu dinihari.  Orang
orang lebih memilih beristirahat di rest area atau pom bensin.  Broto merutuki dirinya.  Kenapa dia tadi tidak berhenti saja dulu.
———-
Beberapa orang terlihat
mendekati mobilnya.  Penjahat-penjahat
tadi! Broto menahan nafas.  Masih
berhitung dengan keputusannya.  Dia
mempertimbangkan anak istrinya. 
Syukurlah mereka masih tertidur sehingga tidak terjadi histeria yang
bisa semakin membuatnya limbung.
Broto memutuskan!  Ditekannya gas dalamdalam sebelum orangorang itu tiba. 
Dia masih tidak tega menabrak orang yang tergeletak di sebelah motor.  Dia lebih memilih melindas motor di
hadapannya.  Terdengar suara derak keras
ketika bemper dan ban mobilnya menghantam motor yang menghalangi.  Terdengar juga teriakan teriakan penuh
kemarahan dari orang
orang
itu.  Broto melirik spionnya.  Nyala lampu mobil sedan itu terlihat mengejar
mobilnya!
Broto tidak mau menyerah
begitu saja.  Dia terus memacu
kendaraannya.  Istri dan anak
anaknya terbangun dan berteriakteriak. 
Istrinya menanyakan apa yang terjadi. 
Broto tidak sempat menjawab dan hanya menudingkan telunjuknya ke
belakang.  Istrinya menjadi panik dan
memeluk kedua anaknya di belakang dengan erat.
———
Kejarkejaran itu berlangsung seru.  Broto kembali mengeluh dalam hati.  Dia hafal kota terdekat di depan masih
puluhan kilometer lagi.  Dia masih harus
melintasi hutan jati dengan jalan berkelok
kelok dan beberapa perlintasan rel kereta api.
Aku tidak boleh menyerah!  Broto menguatkan hatinya.  Nampak dari jauh sinar lampu kereta api
mendatangi perlintasan rel di depannya. 
Broto semakin panik.  Menurut
perhitungannya dia tidak akan bisa menyeberang tepat pada waktunya.  Dilihatnya nyala lampu sedan itu masih
mengikuti tidak jauh dari belakangnya. 
Broto berdegup
degup
jantungnya.  Dia sangat mengkhawatirkan
keselamatan keluarganya.
Broto berdoa sekuatkuatnya. 
Nyala lampu kereta api semakin dekat dengan perlintasan.  Suara terompetnya membelah malam.  Memberikan peringatan kepada siapapun agar
tidak nekat menyeberang.  Broto menghela
nafas sepanjang yang dia sanggup. 
Menghentikan mobilnya karena palang pintu perlintasan sudah
tertutup.  Apa yang harus dilakukannya?  Sementara lampu sedan di belakangnya mendekat
dengan cepat.
Perampok kurus yang memegang
kemudi sedan tersenyum lebar.  Dia
melihat mobil yang dikejar berhenti sebelum perlintasan kereta api.  Padahal dalam penglihatannya tidak satupun
kereta dari dua arah yang akan lewat. 
Tidak ada nyala lampu kereta api. 
Bahkan dia hafal sekali, perlintasan di depan tidak mempunyai palang
pintu.  Dalam penglihatan selanjutnya
mobil buruan mereka bergerak lagi menyeberangi rel dengan tergesa
gesa.
Perampok kurus itu menambah
kecepatan mobilnya.  Mobil itu tidak
boleh terlepas.  Mereka semua
mengeluarkan cacian berkepanjangan sejak tadi. 
Motor mereka remuk redam dilindas mobil nekat itu.  Sedan merah itu menyeberangi perlintasan
dengan kecepatan tinggi.  Disambut oleh
moncong baja lokomotif kereta api yang masinisnya terperanjat saat melihat
mobil itu melintas dengan cepat. 
Suara tabrakan itu mengiris
kesunyian dengan gemuruh yang mengerikan. 
Mobil itu terseret ratusan meter sebelum masinis berhasil menghentikan lokomotifnya.  Memandangi dari balik kaca. 
Mobil sedan itu remuk tak
berbentuk lagi.  Masinis itu juga sempat
melihat lima bayangan bertumpuk tak karuan di dalam mobil.  Hancur berantakan dengan darah berlepotan di
semua badan mobil. 
Broto menyaksikan semua itu
dengan mata terbelalak.  Dia tadi hanya
menyaksikan mobil sedan itu tidak jadi berhenti di sampingnya.  Malah melajukan kendaraannya.  Menabrak palang perlintasan dan disambut oleh
kereta api yang memuat kontainer-kontainer raksasa.
Broto menundukkan
mukanya.  Dia berpaling kepada istri dan
anak
anaknya di belakang.  Istrinya menunjuk ke depan dengan tangan
gemetar.  Broto melihat sesuatu dan
kemudian menyadarinya.  Perlintasan
kereta api itu ternyata tidak berpalang pintu sama sekali! 
————–
Jakarta, 14 Juni 2017

mim
Latest posts by mim (see all)

Responses (3)

Tinggalkan Balasan