Namanya Chandra

oleh -0 views
oleh
https://images.pexels.com

Salim
menendang batu kerikil di depannya sekuatnya. 
Kesal! Sebal! Ujian hari terakhir ini sangat menyebalkan.  Dia sudah belajar semalaman berlatih soal
yang katanya ‘bocoran’, ternyata yang keluar di ujian bukan itu. Huh!

Ini
semua gara
gara
Wanda.  Cewek itu membuat hidupnya
berantakan.  Belum pernah seumur
umur dia tidak bisa mengerjakan soal ujian.  Dia sama sekali tidak mempunyai kesempatan
belajar sejak kenal cewek itu.  Hidupnya
seperti berubah menjadi tempayan.  Berfungsi
sebagai wadah barang apa saja tanpa bisa protes atau menolak.  Dia sedang jatuh cinta.  Wanda memuntir
muntir hati dan kesehariannya dengan halhal indah dan buruk yang tak dia duga.
—-
Cewek
itu mengejarnya.  Bertubi
tubi.  Lewat
medsos, email, telepon, bahkan surat pos! 
Gila, Salim kadang
kadang tak
habis pikir.  Awalnya dia pikir ini cewek
adalah cewek panggilan.  Tahu dia adalah
anak seorang pengusaha kaya raya. 
Sekolah di sekolah internasional. 
Tampang tampan menawan. 
Populer.  Cewek ini pasti mengejarnya
untuk memorotinya. 

Tapi
lama kelamaan Salim menyadari, cewek itu malah yang sering mengiriminya hadiah
mahal
mahal.  Mengirimkan puisipuisi romantis. 
Berkata lembut dan mendayu
dayu di
telepon.  Salim terjatuh tidak lama
kemudian.  Di kedalaman ngarai pemujaan.
—-
Salim
lahir dan besar di keluarga yang sangat mapan. 
Ayahnya, Chandra, dihormati karena kekayaan dan kedermawanannya.  Ibunya, Amara, adalah seorang sosialita yang charming.  Dia dan kedua adiknya tumbuh dalam
kenyamanan.  Menjadi juara hampir dalam
segala hal. Keluarga ideal.

Ada
satu hal yang selalu menjadi pertanyaan Salim. 
Dia tahu persis seperti apa keluarga besarnya dari pihak mama.  Tapi sama sekali nol untuk pengetahuan
tentang keluarga papanya.  Mamanya
berasal dari keluarga menak, terpandang
dan kaya tujuh turunan.

Papanya
adalah misteri.  Entah berasal
darimana.  Keluarganya siapa.  Tidak diketahui dan tidak pernah diceritakan.  Salim hanya pernah mendengar mamanya
berkisah, papanya bekerja di perusahaan kakeknya.  Pekerja keras yang jujur dan pintar.  Menjatuhkan hati mamanya.  Menjatuhkan hati kakeknya.  Lantas berkarier pesat dan menggantikan
kakeknya sebagai direktur utama setahun setelah menikahi mamanya.
—-
Wanda
mengajaknya bertemu di suatu cafe setelah hari ujian yang menjengkelkan
itu.  Salim menurut saja.  Setidaknya dia bisa bilang ke Wanda agar
mengurangi intensitas pertemuan dan komunikasi mereka yang jika dikalkulasi
bisa menghabiskan 15 jam dari 24 jam yang tersedia setiap harinya.  Dia tidak mau prestasinya melorot.  Papanya selalu berpesan ingin anak
anaknya menjalani hidup dengan mulus.  Tidak seperti dirinya.  Pesan yang membuat Salim semakin
penasaran.  Apakah hidup papanya di waktu
muda penuh guncangan dan sandungan.

Mereka
bertemu di cafe.  Berbicara seperti
biasa.  Wanda romantis seperti
biasa.  Salim terjatuh dalam pemujaan
seperti biasa. 

Hanya
saja Wanda kali ini menambahkan percakapan berat di ujung pertemuan.  Bercerita panjang lebar tentang
keluarganya.  Ayahnya adalah pengusaha
terkenal di ibukota.  Terjebak dalam
sebuah kasus terkenal.  Membuatnya masuk
penjara hampir sepanjang sisa umurnya.  Ibunya
adalah seorang wanita luar biasa penyayang yang sangat mengasihinya kemudian
pergi meninggalkannya dengan tragis bersama segelas anggur dan sepercik sianida
saat Wanda naik kelas 5 sekolah dasar.

Wanda
dibesarkan oleh kakeknya.  Orang kaya
lama.  Tumbuh menjadi gadis frustasi yang
mencari
cari bahagia dengan
caranya sendiri.  Suatu ketika pernah
bertanya kepada kakeknya, apa yang menjadi penyebab ibunya bunuh diri.  Kakeknya hanya mendengus pendek,”gara gara
lelaki brengsek sedunia!”

Wanda
mengira itu pasti ayahnya.  Pengusaha
playboy.  Suka main perempuan.  Usahanya jatuh karena kasus memalukan.  Wanda sudah punya kesimpulan sendiri.  Tidak mendesak kakeknya lebih jauh.  Lagipula dia sedang antusias membaca buku diary ibunya yang belum selesai
dibacanya.

Salim
mendengarkan dengan patuh dan simpatik. 
Kasihan Wanda.  Di akhir kencan,
Wanda meminta bolehkah dia dibawa menemui keluarga Salim.  Ingin berkenalan katanya.  Keluarga Salim adalah favoritnya tentang
definisi bahagia.  Salim patuh dan tidak
keberatan.
—-
Malam
minggu, Salim bersiap
siap dengan
pakaian terbaiknya.  Dia sudah
memberitahu dan memohon kepada papa dan mamanya bahwa ada teman dekat yang akan
berkunjung.  Memberikan latar belakang
tentang bahagia yang sedang dicari oleh seorang gadis patah asa.

Papa
dan mamanya mengangguk mengiyakan. 
Merasa simpati terhadap nasib gadis itu. 
berusaha menyenangkan Salim. 
Putera kebanggaan mereka.

Wanda
datang dengan anggun.  Cantik, lembut dan
menawan.  Membawa bingkisan kecil.  Coklat dari Belgia.  Kakeknya baru datang dari sana.  Salim menggandeng tangannya memasuki ruang
makan dimana papa dan mama dan adik
adiknya sudah menunggu.

Wanda
memperkenalkan diri dengan sopan.  Salim
memperhatikan.  Mama dan adik
adiknya sangat menyukai Wanda.  Papanya juga. 
Hanya satu kilatan waktu yang tertangkap Salim ketika papanya pertama
kali menyambut uluran tangan Wanda. 
Terpana seperti melihat hantu yang dikenalnya.  Setelahnya tidak ada perubahan apa
apa.  Salim
memutuskan tidak ada apa
apa.
—-
Salim
dan keluarganya menjamu Wanda.  Makan
malam yang lezat itu diisi dengan perbi
ncangan yang juga lezat.  Wanda
betul
betul pintar mengambil
hati keluarga Salim.  Suara ketawa tidak
henti
henti bergaung di ruang
makan mewah itu.  Salim lega.  ikut bahagia ketika berkali
kali melihat Wanda tersenyum bahagia.

Makan
malam ditutup dengan menonton bersama di bioskop mini ruang keluarga.  Semua sepakat menonton sebuah film thriller yang
sedang hit, Revenge on Saturday Night.

Semuanya
terhanyut menonton film yang menegangkan itu. 
Wanda membuka bingkisan yang dibawanya. 
Semua menikmati suasana dan berterimakasih kepada Wanda atas coklat yang
begitu lumer dari Belgia.  Wanda tersenyum
bahagia.  Salim ikut tersenyum bahagia
melihat Wanda begitu segarnya menemukan rasa bahagia.
—-
Setengah
jam kemudian.  Chandra, Amara, Salim dan
adik
adiknya mulai merosot
dari kursinya dengan mata membeliak. 
Dari sudut
sudut mulut
mereka keluar busa putih.  Tubuh mereka
kejang
kejang seperti terkena
aliran listrik ribuan volt.  Di tangan
mereka masih memegang coklat dari Belgia yang kedua.  Berisi Sianida.

Wanda
tersenyum sangat bahagia.  Membuka tas.
Mengeluarkan sebuah buku diary
berwarna biru.  Berdiri dan membaca.  Matanya berbinar
binar luar biasa bahagia.

“…..Ibu tidak tahu apa yang
harus ibu lakukan lagi Wanda.  Ibu
kasihan melihat ayahmu menjadi demikian frustasi bahkan masuk penjara. Menjalani
hidup bersama kita setelah tahu apa yang terjadi. Ibu juga tidak tahan hidup
terus menerus dalam bayang
bayang pemerkosa ibu melalui kedua matamu yang
sama dengannya.  Seorang kolega bisnis
yang gelap mata setelah batal mendapatkan proyek  dari kakekmu. 
Me
njadikan ibu korban dari balas dendamnya….namanya
Chandra”

—-
Jakarta,
21 Mei 2017

www.domainesia.com

mim
Latest posts by mim (see all)