![]() |
https://cdn.pixabay.com |
aku menyerahkan aromanya
merebahi semua kelelahan
yang sekarang menjalari sekujur urat syaraf
seperti cengkeraman tangan-tangan kegelapan
di tubuh malam
Di sesapan pertama
aku melepaskan helaan nafas panjang
seperti hembusan angin buritan
yang mendorong perahu nelayan
maju mengendarai puncak gelombang
menuju pucuk samudera
di mana semua ketenangan
berkumpul di sana
Dalam kepahitan rasanya
aku belajar cara terbaik
membedakan antara gula yang manis
dengan balam yang romantis
di antara pawai gerimis
yang membawa serta keramaian
namun benar-benar kehabisan percakapan
Saat sesapan pamungkas
aku seperti menemukan berkas
masa lalu yang belum sepenuhnya terbebas
dari penjara-penjara yang dibangun
menyerupai alcatraz
oleh sel-sel ingatan
yang membelah diri
dalam bentuknya yang paling sunyi
Bogor, 6 Maret 2020
- Aku tidak Sengaja - 14 Juni 2020
- Namanya Chandra - 10 Maret 2020
- Misteri Mata Merah Menyala - 9 Maret 2020
Very nice post. I just stumbled upon your blog and wanted to say that I’ve really enjoyed browsing your blog posts. In any case I’ll be subscribing to your feed and I hope you write again soon!
Reading your article helped me a lot and I agree with you. But I still have some doubts, can you clarify for me? I’ll keep an eye out for your answers.
Mantul….pak mim
Uuiukh!
Ehemm..😅
balam itu opo ? kereen
pararahit mun keur sunda mah
pait nek jarene wong jowo
bitter….xixixi
Mantab
😁😁
Owhhh bagusnyaaa
Btw itu memang balam atau typo?
balam itu pahit
hihihi
Ehem … Ehem
uhuk uhuk
Keren mas..☺️👍👍
😁😁