Pencerita
Kembali kepada topik pembahasan artikel ini, tentang Pendengar dan Pencerita, beberapa dari kita mungkin pernah menemukan, ketika kita sudah memutuskan untuk menceritakan sesuatu yang terasa tengah mengganjal rasa ketidaknyamanan yang kita rasakan, orang yang kita percayai dapat menenangkan kita justru menambah masalah, dengan membahas yang seharusnya tidak perlu dibahas dan ujung-ujungnya bukan solusi yang di dapat, tetapi yang terjadi adalah kesalahpahaman antara si pendengar dan si pencerita.
Situasi dan waktu yang kurang tepat, adalah beberapa hal yang terkadang bisa membuat kesalahpahaman antara si pencerita dan si pendengar.
Adapun beberapa hal yang bisa mengakibatkan kesalahpahaman antara si pendengar dan si pencerita adalah:
- Si pencerita tidak memahami kondisi lawan bicaranya, apakah orang yang dia harapkan untuk menjadi pendengar baik itu sedang berada dalam kondisi yang siap atau tidak untuk mendengarkan semua ceritanya, bisa jadi seseorang yang di harapkan menjadi pendengar yang baik itu tengah berada di dalam kondisi lelah, ngantuk dan lain sebagainya.
- Adanya unsur pemaksaan informasi dari si pencerita, si pencerita hanya menyampaikan informasi yang sepotong- potong tentang hal-hal yang sebenarnya di pahami dengan baik oleh si pendengar. Sehingga ketika si pendengar memberi masukan kepada si pencerita, yang terjadi adalah si pencerita tidak mau menerima masukan dari si pendengarnya. Akibatnya yang terjadi adalah perdebatan antara si pendengar dan si pencerita.
Setelah membahas tentang si pendengar dan si pencerita, agar tidak terjadi kesalahpahaman di akhir cerita, ada baik si pencerita memahami beberapa hal berikut ini:
- Jika ingin bercerita dan mengharapkan masukan yang baik dari si pendengar, sebaiknya si pencerita bisa melihat waktu dan situasi yang tepat. Perhatikan juga lawan bicaranya, apakah situasi saat itu cocok atau tidak untuk mencurahkan isi hatinya.
- Si pencerita sebaiknya tidak memaksakan kehendak untuk terus bercerita, padahal si pendengar sedang berada dalam kondisi ngantuk dan lain sebagainya.
- Si pendengar juga sebaiknya memberitahu kondisinya saat itu kepada si pencerita, apakah dia sedang dalam kondisi siap untuk mendengarkan curahan hati si pencerita atau tidak, jadi sebaiknya jika memang sedang dalam kondisi tidak siap, jangan memaksakan diri untuk terus membiarkan lawan bicaranya terus bercerita. Katakan dengan bahasa yang sopan, ” Bagaimana kalau besok saja curhatnya, aku sedang ngantuk, letih dan lainnya”.
Itulah beberapa Tips Menjadi Pendengar dan Pencerita yang baik agar ketika proses menjadi pendengar dan Pencerita tidak berujung kepada kesalahan pahaman.
Kesimpulan Tips Menjadi Pendengar dan Pencerita
Beberapa curhat yang berujung kepada kesalahpahaman biasanya terjadi karena baik dari pihak pendengar dan Pencerita tidak memahami kondisi masing-masing lawan bicaranya.
Semoga artikel ini bermanfaat khususnya bagi orang-orang yang ingin menjadi pendengar dan Pencerita yang baik, agar tidak ada lagi ungkapan kekesalan dari si pencerita yang mengatakan “harusnya mendengarkan dulu permasalahan apa yang sedang dibahas lawan bicara, mempelajari arahnya ke mana, bukan sibuk dengan pemikiran sendiri.”
Terimakasih sudah berkenan membaca goresan singkat ini. Salam persahabatan.
ADSN1919
- Sepotong Kue Untukmu
- Kenangan yang Memberi Warna
- Tetap Kreatif Selama Menjalankan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan
- Manfaat Yoga Untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
- Kesendirian, Hujan, dan Desember dalam Puisi
- Sepotong Kue Untukmu - 10 September 2024
- Kenangan yang Memberi Warna - 25 April 2024
- Kesendirian, Hujan, dan Desember dalam Puisi - 13 Desember 2023