Perpisahan itu Pasti Ada
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, entah dipisahkan oleh maut ataupun karena pekerjaan. Harus diakui bahwa memang di dunia ini tidak ada yang abadi, jadi perpisahan itu pasti ada. Walau tidak ada orang yang suka dengan perpisahan, baik itu perpisahan sementara ataupun berpisah untuk selamanya.
Belum lama ini, aku merasa sedih sekali karena ditinggal oleh dua orang personil sekolah, yang satu karena sudah waktunya purna tugas dan yang satu lagi resign karena mengikuti tugas surga dunianya yang pindah ke Pontianak. Mau tidak mau, suka tidak suka Ia harus mendampingi suaminya bekerja di luar kota.
Ucapan Perpisahan Untuk Bu Ratna
Untuk bu Ratna yang purna tugas, jujur saja aku merasa iri karena Bu Ratna bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Tidak terbebani dengan tugas yang menumpuk, sudah saatnya bu Ratna menikmati hidup bersama keluarga. Aku sendiri kadang bertanya-tanya dalam hati, apakah aku bisa menikmati masa purna tugas? Ataukah umurku tidak sampai masa purna tugas?
Umur manusia memang rahasia Tuhan, jujur saja aku tidak pernah berpikir; mentang-mentang sehat beranggapan umur akan panjang, tidak terlintas dalam pikiran ini. Banyak pelajaran yang aku lihat dari teman-temanku, yang terlihat sakit malah berumur panjang dan yang terlihat sehat dan segar bugar malah meninggal duluan, jadi memang benar, bahwa umur itu rahasia Tuhan.
Berbahagialah Bu Ratna yang ketika memasuki masa purna tugas dalam keadaan sehat walafiat, menurutku itu adalah salah satu rezeki yang besar dan mungkin tidak semua orang mendapatkannya, banyak rekan-rekan kita yang telah mendahului untuk menghadap Tuhan. Ada yang sakit dan adapula dalam keadaan sehat.
Saat ini aku hanya sedang berusaha untuk menjaga hati agar tidak takabur dan aku berharap selalu diberikan kesehatan dan umur panjang yang berkah oleh Tuhan dan semoga senantiasa selalu berada di jalan-Nya.
Walau aku merasa kehilangan sosok Bu Ratna yang selalu mengayomi kami, karena memang harus aku akui, mungkin sebagai Kepala Sekolah, aku banyak kekurangannya dan jauh dari kata sempurna sehingga kadang aku merasa bahwa figur seorang ibu ada di Bu Ratna, doakan supaya aku bisa menjadi lebih baik lagi memimpin sekolah tercinta kita ya bu Ratna.
Ucapan Perpisahan Untuk Bu Wulan
Bu Wulan, kita bertemu belum genap setahun, tapi sudah harus berpisah karena Bu Wulan harus mengikuti tugas suaminya ke Pontianak, ya sebagai perempuan yang mempunyai suami, tentu saja kita harus siap untuk mengikuti kemanapun suami membawa kita.
Awalnya Bu Wulan berat mau pindah ke Pontianak, ibunya sudah sepuh dan berat untuk meninggalkannya. Bu Wulan mau mengikuti suaminya ke Pontianak karena dukungan ibu dan anak-anaknya, seorang ibu yang menyadari bahwa surga seorang istri bukan pada orang tuanya lagi, tapi ada pada suaminya, sehingga mungkin mendengar nasehat ini yang meringankan Langkah kaki Bu Wulan untuk ikut mendampingi suami tercinta pindah ke luar kota.
Memang aku belum lama mengenal Bu Wulan, tetapi selama bersamaku, belum pernah aku mendengar bu Wulan membantah permintaanku, baik untuk menemani kemanapun aku pergi ke bank, ke Dinas Pendidikan bahkan sekedar untuk menemaniku makan. Bu Wulan di mataku adalah sosok yang sangat sopan, ketika makan Ia tidak mau mendahuluiku, meski aku tidak segera makan, karena terkadang memang aku harus memberi kabar baik lewat pesan atau lewat telepon, dan terkadang masalah pekerjaan juga yang membuatku tidak bisa segera makan dan kuperhatikan Bu Wulan rela menunggui sampai selesai urusanku baru kami makan bersama.
Pernah suatu ketika aku bertanya, kenapa Ia tidak makan duluan, saat itu Bu Wulan sambil tersenyum menjawab, “Makannya bareng sama ibu.”
Ini nilai plus dariku untuk Bu Wulan, terkadang Bu Wulan mendahului mengelap sendok yang akan aku pakai. Aku ingat, meski Bu Wulan terlihat serius, celetukannya bikin aku ketawa. Ah sekarang kita berjauhan ya, semoga di tempat baru Bu Wulan dan keluarga diberikan kesehatan dan tambah sukses. Aamiin.
Banyak kenangan yang terpatri di hati, Bu Wulan selalu membantu tanpa pandang bulu dan baik pada semua orang, bisa dipastikan semua akan kehilangan sosok Bu Wulan.
Di akhir kata, aku hanya ingin mengucapkan, “Terimakasih Bu Ratna dan Bu Wulan yang pernah ada di dalam hidupku, kita pernah bersama meski hanya sesaat, dan akupun mungkin tidak selamanya juga berada di sekolah ini. Siap tidak siap, suka tidak suka harus diterima ketika sudah waktunya untuk masa perpisahan itu, aku juga akan pergi meninggalkan sekolah ini karena harus ikut suami pindah ke luar kota atau mungkin dipindahkan tugas di tempat lain.”
- Sepotong Kue Untukmu - 10 September 2024
- Kenangan yang Memberi Warna - 25 April 2024
- Kesendirian, Hujan, dan Desember dalam Puisi - 13 Desember 2023
Sehat selalu Bu Ratna & Bu Wulan barakallah utk segalanya, insya Allah besok lusa, cepat lambat, kita akan ada di posisi yg sama, mugia kayuswaan tur sehat, tulisan yg ciamik, buhj Din
Semoga silaturahmi tetap terjalin ya Bu walaupun sudah berpisah oleh waktu dan jarak dengan Ibu kita Bu Ratna, dan Sahabat kita Bu Wulan.
Aamiin allahumma aamiin itu yang kita harapkan ☺️
Terimakasih sudah mampir di Blog ini ☺️
Terima kasih untuk artikelnya mbak Din.., inspiratif. Salam hangat dan semoga sukses selalu ya🤝
Sama-sama dan terimakasih sudah mampir serta membaca artikel sederhana ini ☺️