Susuk Nyi Oneh

oleh -173 views
Susuk Nyi Oneh
Susuk Nyi Oneh

Nyi Oneh selalu membandingkan kehidupannya dengan orang lain, dia selalu merasa kurang dan  banyak menuntut kepada suaminya.

“Liat tuh kang, si Lasmi beli baju baru, padahal dia janda, jangan-jangan si Lasmi pake susuk biar orang pada suka ke dia, jangan-jangan kemaluannya pake susuk juga, biar laris jual dirinya,”

www.domainesia.com

“Memang nyai tau? Kerjaan Lasmi apa, kok bisa-bisanya nuduh, hati-hati kalo ngomong jangan asal ngomong, bisa fitnah nanti,”

“Ih, akang malah bela di janda itu.” Nyi Oneh langsung nyerocos tidak karuan. Padahal dia hanya menduga-duga dan terlihat begitu iri melihat kebahagiaan tetangganya itu.

Belum lama Lasmi memberi pepes ikan mas dari Kota, kang Aden menerima dengan senang hati, tapi tidak bagi Nyi Oneh, ketika Lasmi pulang ke rumahnya pepes itu oleh Nyi Oneh dibuang dan memilih makan hanya dengan garam seperti biasanya, karena malas masak. Takut dipeletlah, takut diracunlah pikiran negatif selalu meracuni pikirannya.

Pepes pemberian Lasmi diam-diam oleh kang Aden diambil dari tempat sampah disimpan dan dimakannya. Pepes ikan yang sangat enak.

Karena tiap hari Nyi Oneh membicarakan Lasmi dan selalu menduga-duga, tidak ada bukti Lasmi pake susuk, ada cara lagi yang dibicarakan Nyi Oneh, kalau Lasmi sering poya-poya dan membuat suaminya yang meninggalkannya karena uangnya habis oleh Lasmi.

Ketika ditanya kepastiannya, pasti selalu dijawab “ya taulah,” fitnah terus menerus ditiupkan Nyi Oneh, kang Aden jadi merasa kasian dengan Lasmi.

Kang Aden melihat Lasmi itu kerja keras untuk anaknya, dia rajin berjualan baju atau makanan, yang penting halal begitu katanya, makanan yang dibuatnya itu enak dan harganya murah, banyak tetangga lain yang membeli makanan pada Lasmi. Tapi tidak bagi Nyi Oneh, meski orang tak punya tapi gengsinya sangat tinggi hingga dia lebih memilih makan garam daripada memakan makanan yang diberikan oleh Lasmi.

Kang Aden berpikir jernih, bila Lasmi senang poya-poya dan menghabiskan uang suaminya dulu, kenapa Lasmi mau pindah ke kampung dan mau bekerja keras untuk menghidupi kehidupannya, kalau Lasmi pakai susuk penglaris untuk apa dia tinggal di kampung, apalagi  tuduhan Nyi Oneh yang bilang Lasmi pakai susuk di kemaluannya, harusnya Lasmi tinggal di Kota kalau iya benar pakai susuk. Kang Aden malu dan muak dengan sifat istrinya yang menghabiskan waktu percuma dengan lebih mengurusi kehidupan orang lain daripada rumah tangganya.

Lama-lama kang Aden tidak tahan dengan sikap Nyi Oneh, sudahlah tidak bisa mengurus dirinya sendiri malah sibuk mengurus kehidupan orang lain. Hingga pada suatu kerika, usaha Lasmi semakin maju dan memiliki banyak pelanggan, melihat tetangganya itu Nyi Oneh merasa pusing  hingga jatuh sakit.

Dengan meminjam motor milik Lasmi, Nyi Oneh dibawa ke Puskesmas, sakitnya bertambah keras dan ketika sakaratul maut terasa sulit, ketika Kyai datang dan didoakan, terbuka tabir semuanya kalau  Nyi Oneh selama ini memakai susuk, bukan keberuntungan yang didapat tapi kesialan demi kesialan yang dia dapatkan sepanjang hidupnya.

Itulah cerita tentang Nyi Oneh, orang yang terlalu sibuk mengurusi kehidupan orang lain, membandingkan kehidupan orang lain, selalu menduga-duga dan menyebar fitnah, dan memasang susuk karena berpikir akan mendapatkan kebahagian dan keberuntungan dari susuk yang melekat di tubuhnya. Semoga kita dijauhi dari sifat itu. Aamiin.

ADSN1919

Rumah Fiksi 1919
Latest posts by Rumah Fiksi 1919 (see all)

Tentang Penulis: Rumah Fiksi 1919

Gambar Gravatar
Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena akan membuatku binasa secara perlahan